Kamis, 11 Februari 2010

SBY akui soal UN Bahasa Iggris Sulit

SMKzone - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui soal ujian Bahasa Inggris untuk anak SMP terlalu susah. Penilaian ini berdasarkan soal-soal latihan Bahasa Inggris yang dibaca SBY pada saat mengunjungi SMP Negeri 2 Labuan, Pandeglang-Banten.

Pada saat itu SBY tengah mendikte soal Bahasa Ingrris kepada siswa kelas 9 (3 SMP), setelah itu dia menyadari bahwa soal ujian Bahasa Inggris terlalu sulit bagi anak SMP. SBY lalu menanyakan kepada Mendiknas M Nuh apakah soal-soal Bahasa Inggris terlalu sulit.

"Saya menilai ini agak sulit, ini masukan, saya pro murid jangan terlalu sulit," kata SBY di depan siswa SMP Negeri 2 Labuhan, Pandeglang-Banten Kamis 28 Januari 2010.

Selain ujian Bahasa Inggris, SBY juga mengajarkan Bahasa Indonesia dan Matematika. Dalam soal Matematika, SBY memberikan soal sendiri dengan bercerita perbedaan suhu pada saat dirinya ke luar negeri.

"Anak-anak pernah datang ke kota suhunya dingin sekali? Bulan Desember Pak SBY dan Ibu Negara dan rombongan datang ke Eropa. Sampai Brussel suhunya 0 derajat, Paris minus 1 derajat celcius, Berlin minus 3 derajat celcius, setelah Denmark juga sama, tiba di tanah air suhunya kembali 30 derajat, berapa perbedaan suhunya?" tanya SBY.

Dalam kelas Matematika itu SBY juga mengajar dengan menulis soal di papan tulis "Jika 4x-5 = x+13, berapa x?" Dua murid
berhasil menjawab soal dengan jawaban 8, namun ketika disuruh untuk maju ke depan untuk merinci jawabannya, kedua murid itu tak bisa.

Lalu SBY menjelaskan dengan cara layaknya guru matematika sehingga menghasilkan angka 8. "Mungkin karena ada SBY jadi
grogi, padahal bisa," kata SBY.
read more...

Minggu, 07 Februari 2010

Kesiapan pemerintah terhadap Ujian Nasional Tahun 2010

GoocliniC - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menegaskan, bahwa pemerintah sudah siap melaksanakan Ujian Nasional (UN) pada Maret mendatang. "UN sudah siap semuanya, tapi kami masih menunggu laporan dari daerah-daerah tentang jumlah soal UN yang dibutuhkan," katanya di Surabaya, Senin (8/2).

Ia mengemukakan hal itu setelah membuka Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal (PTK-PNF) yang diikuti 163 peserta dari seluruh Indonesia. Menurut dia, pihaknya akan menghitung secara cermat antara soal UN yang dibutuhkan dan jumlah soal yang dikirimkan. "Jangan sampai jumlah soal yang dibutuhkan ada 30 soal, tapi soal yang dikirim berjumlah 32, maka dua soal yang tak terpakai akan disalahgunakan, karena jumlah soal yang dibutuhkan akan dihitung secara teliti," katanya.

Mantan Rektor ITS Surabaya itu mengatakan, kualitas soal UN juga akan diupayakan semakin baik dan mewakili tipe-tipe soal UN sesuai dengan variasi kualitas sekolah. "Karena itu, ada `try out` atau uji coba yang akan dapat menjadi pemetaan tipe soal UN bagi masing-masing daerah yang sangat bervariasi. Meski begitu akan tetap ada standar minimum," katanya.

Selain kesiapan soal UN, ia mengatakan, percetakan soal juga sudah diberi standar terkait kualitas kertas untuk soal UN, ukuran jenis kertas, dan sebagainya. "Dengan standar percetakan itu, kualitas soal UN akan terjamin, sehingga tidak akan terlalu tipis dan mudah rusak," katanya.

Setelah itu, katanya, tahap pelaksanaan akan diikuti dengan pengawasan. "Yang terpenting adalah evaluasi UN, karena hasil UN akan menunjukkan daerah mana atau sekolah mana yang perlu dibantu pemerintah untuk ditingkatkan kualitasnya," katanya.

Dalam rapat koordinasi PTK-PNF yang berlangsung selama tiga hari dari 7 sampai 9 Februari 2010 itu juga dibahas rencana Jambore Seribu PTK-PNF tingkat nasional di Surabaya pada 28 Juli hingga 2 Agustus 2010. (Ant)
read more...